Thursday, November 17, 2016

Bahasa Tuhan lewat Nurani Anak


Sadar nggak sadar, sebenarnya kadang Allah itu menurunkan seorang anak untuk membenahi akhlak manusia yang buruk. Tahu kenapa??? Lihatlah anak-anak polos yang masih bening itu.
Ini mengingatkan seputar obrolan kami berdua selama di perjalanan ke Pekalongan kemarin.
Bahwa seorang anak ini bisa jadi, adalah sebuah Ujian atau Pengingat diri kita (sebagai orang tua)

Dan kemarin sore hasil obrolan bareng swami. Bahwa Reka ada kecenderungan ke arah sosialnya yang lebih baik, terutama untuk anak-anak balita.
Membina hubungan pertemanan dengan anak-anak yang suka membully sampai mereka akhirnya mau belajar sama Reka tentang beberapa hal.
Seperti beberapa pengetahuan yang pernah aku sampaikan sambil lalu, ataupun lewat buku. Bahkan mereka terakhir *ada seorang yang mencemooh tentang slime yang kami buat itu palsu, dan akhirnya dia bikin dan gagal*, ada lagi anak lainnya yang minta diajari cara membuatnya dengan bahan yang mereka siapkan sendiri pakai Gom, dan gagal.
Kadang merinding aja kebayang bagaimana anak-anak ini baiknya... (Mungkin Allah sedang mengajarkan aku tentang sesuatu, sebagai orang tuanya) dan bagaimana buruknya aku sebagai orang dewasa yang impulsif melihat berbagai hal buruk, seperti kejadian sos med akhir-akhir ini.
Eaahhh....!!!! hahaha.... (Begitulah orang Dewasa, termasuk saya)
Dan aku merasa, semua anak itu pada hakikatnya baik. Mereka bersikap buruk karena lingkungan dan keadaan yang menjepit dirinya ini terus menerus.
Awal-awal kami di sini, bukan main marahnya aku membayangkan anakku ini selalu dibully habis-habisan tiap kali mereka ikut main (hukum wajib kali yee', bagi mereka yang terbiasa dengan budaya "siapa loe" "siapa gue")
Begitupula dengan beberapa orang ibu yang menganggap miring tentang anakku yang nggak sekolah, dan keluyuran jelajah sekitar yang masih rindang.
Dari cemohan, kata-kata menjatuhkan, hingga fisik. Dan uniknya... anak-anak ini tidak pernah melawan. Ya karena memang nggak terbiasa untuk melawan, meskipun aku mengajarkan untuk melawan :D
*saya kira semua ibu-ibu yang punya anak perempuan yang pernah dibully, dan tidak melawan, pernah merasakan ini*
Terutama saat Reka sekarang mulai bisa diajak berpikir. Dia tetap menolak ajakan burukku untuk melawan. Karena ku pikir dia ini anak perempuan yang suka berteman.
Kemarin aku gemes banget mendengar Hikam pulang nangis. dan seorang anak datang menggedor-gedor pintu pagar seng memaksa untuk terus mencemoh Hikam yang belum banyak bisa mengungkapkan emosinya.
Tentu saja Hikam jerit-jerit histeris nggak karu-karuan. Kami yang sedang sholat baru dapat 2 rokaat mensabarkan diri meskipun gemes banget dengar anak itu ngoceh terus-terusan mencemoh Hikam dari balik pagar yang jerit-jerit nggak mau membuka pintunya.
(Memang, saat ini Hikam masih doyan jerit. entah itu senang, atau marah. Mungkin masih baru taraf itulah ia mengekspresikan perasaannya. Tapi tak pikir ini lebih baik buatku untuk mengetahui sinyal ada apa saat dengan teman-temannya)
Begitu selesai sholat, Reka langsung lari keluar. Aku yang sudah tahu perilaku anak itu, tetap saja nggak sabar. Tapi Reka,
"Tunggu ummi" dia keluar dengan masih memakai mukena nya dan tanya penyebabnya pada si anak itu yang nggak henti-hentinya nrocos menyalahkan Hikam.
Rupanya anak-anak di luar itu cuman pada diam saja melihat karakter si anak seusia Hikam itu yang tetap nrocos kepadaku, sementara Reka tetap tenang mendengar penjelasan si anak itu.
Tetap saja aku sudah nggak tahan dengar trocosannya yang sering seperti itu pada anak-anak lain.
"Mbak Reka masuk," kataku agak geram melihat Reka yang tetap ingin tahu kronologis ceritanya, dan mulai nasehati dengan kosa katanya yang masih terbatas.
(Begitulah kurang lebihnya, bagaimana anak-anak Speech Delayed ini mengekspresikan perasaannya dengan kosa kata yang mungkin lebih sedikit dibanding teman-teman seusianya, tapi ia... punya kehalusan hati yang wewww??!)
Dalam hal seperti ini aku merasa seperti tengah ditarik keras olehNya
"Lihatlah anak-anak dari Sorga ini, ibah"
"Seberapa banyak ia diperlakukan buruk pada teman-temannya, ia akan tetap beriskap baik meskipun ia terus-terusan disakiti dan dihujat"
Nggak sekali dua kali aku juga gregetan dengar ia dikatakan anak idiot, bodoh dsb.
Tapi apa pandangan dia tentang mereka???
"Mereka anak baik, ummi... meskipun sesekali mereka nakal kepadaku"
Oh ya Allah...
Inikah cerita Children of Heaven yang sering aku panjatkan dan mohon kepadamu, saat ia masih dalam kandungan.
Mereka akan merangkul semua anak-anak di Bumi ini untuk tetap tersenyum dan bersikap baik pada semua orang...
Maafkan aku ya Allah...
Tunjukkan jalan mereka pada kebaikan...
Dan lindungilah ia dari segala Kejahatan, Kedholiman, serta Kemaksiyatan dunia...
Doa untukmu mbak Reka...
Rekamlah apa-apa yang baik dari ibumu yang baru belajar ini, dan buanglah jauh-jauh apa yang buruk dari ibumu.
Tak ada manusia se istimewa Muhammad yang dilempar kotoran binatang dan diludahi, tapi tetap bersikap baik pada orang tersebut.
Bumi ini terlalu tandus untuk Kebaikan Nak...
Ajarkanlah apa yang Tuhan ajarkan kepadaMu lewat Hatimu Nak...
Ealah.... jadi syairnya "Khaylila Song" nya milik Sheila on Seven nih 

















@@@


Rasanya seperti ketusuk jarum waktu Hikam keluar main dalam posisi nggak bersama kakaknya. Untungnya ini anak agak kebal, meskipun hatinya sangat lembut.
Satu hari ia dibilangin begini sama salah satu temannya, karena mereka saking kesalnya mau pinjam raket yang dipegangnya nggak boleh.
"Hikam, kamu itu usia berapa tahun?"
"Kalau usia 7tahun masak nggak bisa ngomong"
"Sana di rumah saja, nggak usah main di luar kalau nggak boleh dipinjami mainannya"

Entah dibully apalagi, akhirnya terdengar suara pintu di dobrak, Hikam masuk dan nangis.
Ah... punya anak speech delayed itu memang siap-siap makan ati kalau mau survive.


No comments:

Perkembangan Amira 2-3tahun

Ledakan perolehan kosa kata terjadi dalam waktu satu tahun belakangan pasca kecelakaan di tahun 2021 Maret 28. Yang sebenarnya d...