Tuesday, May 26, 2020

Healing self di masa Pandemi

Akhir bulan Mei, tepatnya tanggal 26 Mei 2020, dimana aku harus mengunci diri dari seluruh artikel yang membuat pikiran terkoneksi ke mana-mana begitu sekali lihat, begitu menakutkan. 

Dari Konspirasi dunia, sampai kondisi lokal yang mana tiap gang ditutup. 

3hari berturut2 pikiran berjalan serem sekali. Bahkan analisa logika yang sangat-sangat menyeramkan, yang membuat kacau nya pikiran hingga berhenti total dan nggak bisa berbuat apa-apa. 

Apakah tiap orang mengalami hal serupa? 
Saya rasa Tidak. 

Inilah resiko pada diri Gifted, yang pernah saya temui, sekalipun saya juga barangkali bukan gifted. Tapi dari teori itulah setidaknya dapat membantuku memahami diri saya sendiri. Dan keluar dari masalah berat yang sedang saya alami. 
Ada banyak hal yang biasa aku lakukan sebenarnya, di saat seperti ini. Harus ada pelampiasan yang mesti dikeluarkan semua. 

Dari sekedar teriak2 (nggak mungkin, karena kita ada di perumahan),  Jalan-jalan naik motor (pikiran kadang blank, lebih mengkhawatirkan. Apalagi kondisi ku sekarang bener2 lemes gara2 pikiran), ngobrol dengan seseorang, tidak mungkin. 

Karena tidak mungkin kan??  Kita memaksa kondisi lingkungan normal semua. Kecuali diri kita yang berubah.
Dan perubahan itu menantang pola pikir kita yang maunya serba sempurna. 
Tidak mungkin

Dan kemungkinan ada pemicu lain, yakni PMS. Jelang Haid. 
Bulan ini sy haid awal2 bulan. 
Dan bulan ini kemungkinan juga minggu2 pertama. Biasanya saya sensi di minggu2 sebelum haid. Itu yang saya rasakan

Belum lagi dipicu oleh anak-anak yang belajar survive di dalam rumah. Memahami satu sama lain yang kian hari sering ada penekanan teriak. 

Perkembangan Amira 2-3tahun

Ledakan perolehan kosa kata terjadi dalam waktu satu tahun belakangan pasca kecelakaan di tahun 2021 Maret 28. Yang sebenarnya d...