Wednesday, November 16, 2016

Kamus Al Qur'an "Qoulan"


Dalam Al Quran banyak dijumpai konsep kata. 
Ada qaulan ma'rufa, qaulan karima, qaulan sadida, qaulan tsaqila, qaulan baligha, qaulan layyina, qaulan adzima, dan lain sebagainya. Artinya, konsep kata begitu pentingnya sehingga Al Quran memaparkannya dalam berbagai ragam konsep.
Tentu saja, masing-masing konsep tersebut menunjuk pada suatu makna tertentu. Beberapa contoh ingin dikemukakan di sini. Misalnya, setiap ujaran yang mengandung penentangan yang nyata terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya adalah qoulan adzima.
"Sesungguhnya kamu benar-benar mengucapkan kata-kata yang besar dosanya. Dan sesungguhnya dalam Al Quran ini Kami telah ulang-ulangi peringatan-peringatan, agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari dari kebenaran." (QS. Al Isra : 40-41)
Termasuk jenis qaulan adzima adalah setiap ujaran kebencian (hatespeech), atau ujaran yang mengandung permusuhan dan penipuan. Apalagi di era digital dan arus informasi yang sangat terbuka, orang zaman ini begitu mudah mengakses informasi.
Maka, di media sosial, jika orang hanya menggunakannya untuk menumpahkan fitnah, caci-maki dan menyebarkan ujaran-ujaran yang justru semakin menjauhkan manusia dari jalan Allah, maka hal tersebut termasuk jenis qaulan adzima, yaitu perkataan yang mengandung dosa besar.
Ada lagi konsep kata yang disebut qoulan sadida. Yaitu suatu perkataan yang lugas, langsung ke inti masalah dan mencerminkan kejernihan berpikir dari penuturnya. Atau dalam istilah Inggris disebut 'straight to the point'.
Dalam konteks budaya Nusantara, qaulan sadida lebih mungkin dipraktekkan oleh suku Batak, Bugis atau Madura yang umumnya jika berbicara lugas dan to the point tidak basa basi.
Ada lagi jenis qaulan layyina, yaitu perkataan yang lembut namun mengandung nasehat. Biasanya dipraktekkan oleh suku Jawa dan suku Sunda atau orang tua kepada orang usianya di bawahnya sebagai bentuk nasehat.
Dalam Al Quran, qaulan layyina digunakan untuk menasehati pemimpin yang dzalim, sebagaimana Musa dan Harun menasehati Firaun.
"Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut."
(QS. Thaha : 44)
Hampir sama dengan qaulan layyina adalah qaulan baligha. Yaitu kata-kata yang jelas dan menyentuh hati pendengarnya. Para dai atau ulama dalam menyampaikan risalah dakwah harus jelas dan harus dapat menyentuh hati pendengarnya. Setiap tausiyah mereka adalah bagian dari qaulan baligha.
Ada pula yang disebut dengan qaulan tsaqila, yaitu kata-kata yang berbobot dan bijaksana dari seorang ahli hikmah. Artinya, qaulan tsaqila biasanya memuat sebuah konsep pemikiran yang mendalam dan memiliki bobot baik secara intelektual maupun spiritual.
Qaula tsaqila oleh Al Quran lahir dari sebuah proses pendekatan diri kepada Allah. Yaitu dengan memperbanyak shalat malam, membaca Al Quran, berdzikir dan bersabar menghadapi cobaan hidup. Para ulama atau para wali Allah yang telah mencapai maqom ini, maka saat berbicara perkataannya pasti berbobot dan berisi.
Demikianlah sekedar beberapa contoh saja. Sebab, jika dikupas satu per satu di sini tentu tidak memadai. Yang ingin ditekankan di sini adalah bahwa Islam melalui kitab sucinya, Al Quran, memaparkan konsep kata yang begitu luas.
Dengan kata lain, Islam memandang penting setiap ujaran manusia. Maka, tidak boleh ada orang berujar atau bertutur yang menyimpang dari kebenaran dan menimbulkan kegaduhan serta perpecahan.
Karenanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam pun bersabda:
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia berkata yang baik atau (jika tidak bisa) maka hendaknya ia diam."
(HR. Bukhari & Muslim)
Rasulullah saw hanya memberi dua pilihan: berkata yang baik atau diam. Artinya, jangan sampai ujaran dan perkataan kita tidak baik.
Senada dengan itu, dalam pepatah Arab disebutkan bahwa: "Keselamatan seseorang terletak pada menjaga lisannya." Dan di sosmed dalam hal ini bisa dimaknai terletak pada jarinya.
Sayangnya, hari ini kita saksikan kegaduhan luar biasa karena ada orang yang tidak bisa menjaga lisan ataupun jarinya dan tidak mau diam. Maka, bagi kaum muslimin seyogyanya berkatalah yang baik atau diam jika ingin selamat.

No comments:

Perkembangan Amira 2-3tahun

Ledakan perolehan kosa kata terjadi dalam waktu satu tahun belakangan pasca kecelakaan di tahun 2021 Maret 28. Yang sebenarnya d...