Wednesday, June 16, 2021

Pilihan tidak masuk pondok

Sesaat saya berpikir, bahwa anak-anak yang memang punya bawaan indigo ini baiknya memang perlu banyak belajar realita sains.
Mengapa? karena ketika ia belajar realita sains, ia akan belajar berpikir real life yang cenderung menggunakan akal logika. Tidak mengikuti perasaan apalagi tahayul sembarang macam.
Pikiran harus disibukkan dengan banyak masukan ilmu pengetahuan nyata.
Memang sesaat saya sempat gamang ketika anak2 teman, saudara semua dimasukkan ke pondok. 
Bahkan saya tahu, banyak pondok modern yang mampu unggul di bidang sains.
Tapi bagaimanapun, saya merasa bahwa komunikasi antara saya dan anak, ini akan saya lanjutkan sampai mereka benar2 siap menghadapi dua dunia mereka, atau minimal mereka merasa aman.

Tapi ketika belajar flash back melihat apa yang dialami kakak, hidupnya makin terlihat aneh dan makin menjadi-jadi saat ia menikah dan punya anak.
Begitupun dengan para ustadz apalagi dukun yang cenderung menggunakan perasaan tinimbang akal pikiran.

Untuk itulah dengan berat hati saya ambil keputusan untuk tidak memasukkan mereka ke pondok pesantren, yang mana pondok pesantren biasanya sering mengunggulkan kemampuan anak-anak indigo.

Ternyata...
Ketika saya dulu sering gembar gembor ke anak, sholat, sholat dan sholat, ngaji, ngaji dan ngaji. Dan mengatakan kepada mereka, bahwa itu adalah sarana komunikasi kamu dengan Allah tiap waktu. Ternyata begitu mereka masuk remaja, sangat terasa manfaatnya ketika mereka benar2 Indigo.
Bahwa kita harus selalu koneksi dengan Allah, bukan dengan yang lain.

Sekarang... Di saat mereka mulai meninggalkan masa anak-anak, tinggal nge "klik" bagaimana mereka harus meluruskan niat mereka, di saat bacaan mereka Alhamdulillah lancar, meskipun sesekali bacaan tajwidnya perlu dibenahi.

No comments:

Perkembangan Amira 2-3tahun

Ledakan perolehan kosa kata terjadi dalam waktu satu tahun belakangan pasca kecelakaan di tahun 2021 Maret 28. Yang sebenarnya d...