Monday, March 21, 2016

Totto Chan dan Penanganan Sosialisasi Hikam





Masih ada yang ingat dengan cerita Totto Chan?
Dulu sampai2 ingin sekali sekolah lagi ambil jurusan sastra anak.

Dan bacaan inilah pertama kalinya yg menyeretku ke dunia anak2. Bukan dunia orang dewasa yg "semestinya".

# Berkaca dari buku ini untuk melihat Hikam #

Terkadang memang pusing mikir ni anak kok nggak sama dengan anak-anak lainnya, sulit dikendalikan, kalo ngamuik juga nggak ketulungan bikin sesek dada.

Semalem waktu kita pulang dari sanggar, kita berhenti di SPBU. Kali ini aku mulai berani melepas dia tanpa pengawasan, kecuali ku gunakan reka sebagai penjaga biar nggak nglayap kemana-mana seperti waktu kira-kira 6bulan yang lalu. Tepatnya mungkin semenjak dia ku masukkan ke sanggar, dan enjoy dengan dunia pedalangan.

Kurang lebih 5menit ku tinggal sholat, Reka cepet-cepet wudhu. mulai khawatir juga. Tapi dalam hati, aku yakin "kamu nggak bakal ngelayap kemana-mana lagi le..."
Bukannya karena ada kucing di situ, dia jadi heboh. Tapi ada bapak-bapak juga yang bikin dia ada interaksi "meskipun entah apa yang dia katakan si om itu dia paham atau enggak, dan si om itu paham dialog Hikam juga atau enggak. Nggak peduli lagi aku. Yang penting terjadi komunikasi sambil cekikian main kucing"

Dari sini sempat kepikiran buku Totto Chan ini, bagaimana di kelas itu ada beberapa orang anak yang tidak sempurna secara fisik. Tapi Totto Chan tetap enjoy bermain dengan anak-anak itu. Bahkan kalo nggak salah, ada sebuah adegan yang menggambarkan Totto Chan mensupport anak terkena Polio itu manjat pohon. Mungkin kalo orang dewasa yang melihatnya, ini sesuatu yang sangat membahayakan. Tapi aku benar-benar salut dengan sosok Totto Chan ini.

Begitu pula aku mulai melonggarkan dan mengendurkan urat sarafku mengatasi bagaimana Hikam ini berinteraksi dengan banyak orang. Meski tentu dengan pengawasan yang nggak sering bikin gigit jari.

Secara alami dia bertemu dengan orang-orang yang nggak mau memahami dan mau memahami dia, Bertemu kejadian yang tidak mengenakkan seperti tempo beberapa hari yang lalu dua anakku ini pulang nangis kejer semua masuk rumah.

Aku dengar dari luar dia ada yang nge bully dengan omongan yang nggak enak. Awalnya Hikam yang jerit-jerit histeris, berubah jadi tangisan. dan beberapa menit kemudian dia keduanya nangis rame sambil ada yang dobrak-dobrak pintu dari luar. Karena itu sudah nggak enak, aku keluar.

Ada seorang anak lelaki seusia Hikam yang sama omongannya mungkin lebih parah dari Hikam. Tapi kalo dia, lebih pada artikulasi kata. Beda dengan Hikam yang lebih cenderung pada parahnya susunan kata menjadi kalimat. Meski begitu dia ini tipikal anak pemberani. Bahkan dia yang sering cari-cari Reka ajak main keluar.

Di lingkunganku, Reka ini emang tipikal anak yang mudah bergaul, sering dicari anak-anak usia di bawahnya atau sebaya, meski begitu dia itu sensitif. Jadi sering aja pulang-pulang nangis.

Kali ini dia nggak cukup nangis lalu masuk rumah begitu saja.
Sambil nangis kejer dia bilang "Lha aku mau minta maaf nggak boleh"
Dasarnya si emak,
"Nggak boleh ya sudah, pulang aja masuk rumah"
"Tapi nanti aku nggak punya teman"
Sampai detik ini aku mikir.
"Ya kalo tetep mau main jangan nangis. Kalo mereka nakal, balas. Kalo nggak mau balas, omongi baik-baik. Kalo tetep nggak bisa ya pulang saja"
"Tapi nanti aku nggak punya teman,"
"Kan ada adek"
"Ya masak cuman adek"

"Ya sudah, mau keluar, apa mau masuk rumah?" tanyaku ku pertegas. Kelamaan pula, keburu dengan kerjaan rumah.

"Main,"
"Ya sudah main, tapi jangan nangis."
"Tapi sama adek..."
"Ayo dek, mau main sama mbak reka nggak?"
Nggak lama keduanya ngelap wajah dengan wajahnya yang masih lengket, keduanya kembali keluar. Di luar sepi, nggak ada anak-anak lagi. Mungkin saja karena tangisan kedua anakku ini mereka pada masuk rumah.

Selang berapa menit kemudian, anak laki-laki seusia Hikam ini datang lagi senyum-senyum :D
"Aku minta maaf" kata Reka.

dan entah apa yang terjadi kemudian, begitu pintu depan ku tutup, keduanya lari cekikikan lagi.

Ahhh.... dunia anak. Sesulit dan se rumit apapun karaktermu. Kau ini tetap anak-anak yang unyu :D

No comments:

Perkembangan Amira 2-3tahun

Ledakan perolehan kosa kata terjadi dalam waktu satu tahun belakangan pasca kecelakaan di tahun 2021 Maret 28. Yang sebenarnya d...