Ketemu temen sd via telp itu seru. Kita ketawa terpingkal2 gara2 ingat kisah sd dulu.
SDku dulu ini sd inpres, kata orang sd blumbang. Karena sering dijadikan tempat sampah warga sekitar. Tingginya lantai gedung sekolah ini lebih dari satu meter dari atas permukaan tanah, yg kurang lebih sama dengan tinggi jalanan di depan halaman sekolah yang lumayan luas jika untuk bermain kasti.
SDku dulu ini sd inpres, kata orang sd blumbang. Karena sering dijadikan tempat sampah warga sekitar. Tingginya lantai gedung sekolah ini lebih dari satu meter dari atas permukaan tanah, yg kurang lebih sama dengan tinggi jalanan di depan halaman sekolah yang lumayan luas jika untuk bermain kasti.
Tapi, ada tapinya... kalo musim hujan, pasti banjir
Selain dapat air luapan dari lapangan sekolah yang jadi mirip kolam renang, juga dapat kiriman air dari luapan sungai sepertinya, atau kebun seberang jalan depan rumah adik kelas pembuat mebel, atau apa, entah... aku nggak begitu ingat.
Kalo boleh ku bilang, gedung sekolah ini mirip dengan gedung penjara yang tanpa jendela di depannya. Karena hanya ada jendela berkawat saja di atas ketinggian lebih dari tingginya orang-orang dewasa. Atau lebih tepatnya mendekati atap ruang kelas.
Tapi nggak tahu kenapa, ternyata sekolah ini membuat sweet memori dalam otakku sampai kini. Dibanding masa2 jenjang pendidikan selanjutnya.
Pokoknya semuanya... 😀
Pokoknya semuanya... 😀
Padahal saya ini sering sebel dibilang sd "blumbang" yg artinya sd bak sampah, sd inpres karena murah, sd buangan (karena banyak anak2 sekolah yang nggak bisa masuk sd lain, dimasukkan ke sana pasti di terima), lalu hampir nggak pernah upacara. Karena lapangan selalu jadi bak air yg kadang kotor banget bercampur dengan sampah.
Kita sebagai murid selalu happy begitu aja meskipun fasilitas sekolah benar-benar miris. Karena baru waktu aku duduk di kelas 3 atau 4, sekolah ini baru punya koleksi buku perpustakaan. Itu pun letaknya di belakang meja para guru dengan buku yang jumlahnya sangat terbatas. Begitu juga dengan atap kelas yang beberapa diantaranya ada yang sudah hampir jebol dan bolong-bolong.
Murid sekelas kadang bisa dihitung dengan jari. Pernah suatu ketika, kakak di atas tingkatanku, jumlahnya tak lebih dari jari-jari tangan.
Namun yang jelas karena mungkin guru2 ini selalu membawa harapan dan senyuman bagi murid2nya yang banyak mbadung nya juga. Terutama anak laki2nya.
Murid sekelas kadang bisa dihitung dengan jari. Pernah suatu ketika, kakak di atas tingkatanku, jumlahnya tak lebih dari jari-jari tangan.
Namun yang jelas karena mungkin guru2 ini selalu membawa harapan dan senyuman bagi murid2nya yang banyak mbadung nya juga. Terutama anak laki2nya.
Ada 1 guru galak. Sebenarnya beliau ini cerdas, tapi ingin selalu buru2 membuat muridnya yang nggak paham sering kena pukulan.
Apalagi yang kelihatan melamun, bisa2 ada penghapus melayang di pipi "puok!!" Bedak kapur bikin sekelas jadi gee...rrr, yg langsung "cepp!"
3 guru suabuar dan baik,1. seorang kakek2 yg jalannya agak terseok2. Beliau ini nggak pernah marah, sekalipun dibikin marah berkali2 sama murid2nya yang badung luar biasa. Beliau selalu tersenyum dan bercerita, tak jarang juga berpesan tentang kebaikan. Mungkin karena usianya yg renta dan fasilitas yg benar2 miris ini, cerita2 beliau jadi terdengar membosankan karena itu2 saja ketika aku duduk di bangku kelas 5sd.
2. Seorang ibu2 kisaran usia 30th ke atas, beliau ini selalu tersenyum dan berseri. Karena waktu beliau masuk, aku sudah kelas 4sd jadi nggak begitu banyak kenal soal bagaimana beliau. Tapi yang jelas, aku nggak pernah melihat beliau marah kapanpun dan dimanapun.
3. Guru agama. Seorang bapak2 yang usianya belum nyampe 30 ku kira beliau selalu tampak rapi dan berujar dengan nadanya yang tenang.
2 guru muda yg hidup dan energik. mereka ini sering dijodoh-jodohkan :D
satu guru muda yang cantik ini di awal-awal duduk di bangku kelas 3 atau 4 SD, sering menolong meredakan tantrumnya teman pindahan yang luar biasa hebat -yang konon katanya keluarganya broken home-. Dan belakangan saat duduk di bangku smu, si kawanku ini merasa sangat tertolong oleh guru yang satu ini karena tantrumnya itu.
Satu guru lagi, muda laki-laki yang menjadi wali murid kelasku waktu duduk di kelas 6. Beliau ini pulalah yang ku rasa mampu menghidupkan kembali semangatku untuk kembali berjuang di tengah ketidak berdayaan kami menatap sekolah lanjutan yang harus bersaing tak kalah hebatnya.
Dan Alhamdulillah aku diterima SMP swasta favorit di kotaku, yang terkenal sedikit agak bergengsi dan berprestasi. Karena waktu itu bapak nggak menyetujui rencanaku masuk SMP Negeri, yang sejak awal memang bapak sudah tahu aku mengincar masuk STM Perhutani di kota Pemalang.
Dan satu kepala sekolah yang baik, tegas dan periang. Beliau ini nenek2 tapi suka tersenyum. Sorot matanya selalu berbinar2 ceria.
Beliau juga suka ngajari nari anak2 kelas satu. Masih ingat sekali dg setelan coklat muda, rok pendeknya tampak ngepras di badan.
satu guru muda yang cantik ini di awal-awal duduk di bangku kelas 3 atau 4 SD, sering menolong meredakan tantrumnya teman pindahan yang luar biasa hebat -yang konon katanya keluarganya broken home-. Dan belakangan saat duduk di bangku smu, si kawanku ini merasa sangat tertolong oleh guru yang satu ini karena tantrumnya itu.
Satu guru lagi, muda laki-laki yang menjadi wali murid kelasku waktu duduk di kelas 6. Beliau ini pulalah yang ku rasa mampu menghidupkan kembali semangatku untuk kembali berjuang di tengah ketidak berdayaan kami menatap sekolah lanjutan yang harus bersaing tak kalah hebatnya.
Dan Alhamdulillah aku diterima SMP swasta favorit di kotaku, yang terkenal sedikit agak bergengsi dan berprestasi. Karena waktu itu bapak nggak menyetujui rencanaku masuk SMP Negeri, yang sejak awal memang bapak sudah tahu aku mengincar masuk STM Perhutani di kota Pemalang.
Dan satu kepala sekolah yang baik, tegas dan periang. Beliau ini nenek2 tapi suka tersenyum. Sorot matanya selalu berbinar2 ceria.
Beliau juga suka ngajari nari anak2 kelas satu. Masih ingat sekali dg setelan coklat muda, rok pendeknya tampak ngepras di badan.
Balik lagi bicara soal kondisi sekolah. Awal2 sebenarnya aku suka banget dengan kondisi banjir lapangan begini
Soalnya di sd kami di musim hujan, mau ke sekolah harus bawa lap pel, ember, sampe sapu. Karena kalo malamnya hujan deres banget, sudah dijamin pasti lantai sekolah tenggelam.
karena kalo nggak ketahuan, kita sering ciblon. Tapi ketika melihat sd lain pada upacara di hari senin, hati ini jadi ngiris banget.Soalnya di sd kami di musim hujan, mau ke sekolah harus bawa lap pel, ember, sampe sapu. Karena kalo malamnya hujan deres banget, sudah dijamin pasti lantai sekolah tenggelam.
Kedalaman lapangan sekolah jangan ditanya ya... kita semua bisa tenggelam karena ketinggian lantai sekolah ini kira2 2-5kilan tangan kita kalo berdiri di lapangan.
Itu kalo nggak ketahuan guru...
Kalo ketahuan...
Kalo ketahuan...
Makanya kita sering nunggu2 jam pelajaran selesai, karena pulang sekolah kita bisa nyebur di sana
keren ya... punya kolam renang pribadi
O ya, sudut-sudut bangunan sekolah ini lebih mirip lorong rumah sakit ketimbang sekolah. Cat penyangga teras dengan warna biru ke abu-abuan. Ruang kelasnya ini tampak gelap, karena hanya ada sinar matahari yang masuk dari jendela berteralis kawat kotak-kotak yang hampir menyentuh atap ruang kelas.
Nggak jarang juga kalo hujan mesti hati-hati karena bocor, kalo banjir setinggi mata kaki, ya kita ke sekolah nggak pake sepatu pacman emotikon (ah... nyenengkeh pokonya) Padahal kita kalo mau berangkat sekolah kudu nyebrang jalan raya pantura, ya nyeker juga... daripada ke sekolah sepatunya basah. Mending cuman bawa sandal. Itu memang perintah guru (eh, seingatku begitu).
Lalu apa acaranya di sekolah??? Bersih-bersih. alias ngepel lumpur yang masuk ke kelas. Pulangnya... dibawain buku paketan setumpuk yang terendam banjir untuk dijemur dan dibersihkan
Itu terjadi bisa berhari-hari ya...
Karena kadang rumah kami sendiri kebanjiran. Jadilah sekolah libur "Yeayy.....!!! Hurrayyy.... !!"
Karena kadang rumah kami sendiri kebanjiran. Jadilah sekolah libur "Yeayy.....!!! Hurrayyy.... !!"
Tapi... ada tapinya juga,
Kalo mendekati ujian atau apa ya??? samar-samar. belajar ya dengan kaki terendam air. Smentara kaki kita numpang di atas bangku panjang yang ada tangkringannya.
Kalo mendekati ujian atau apa ya??? samar-samar. belajar ya dengan kaki terendam air. Smentara kaki kita numpang di atas bangku panjang yang ada tangkringannya.
Mungkin aku membayangkan nuansa sekolahnya seperti suasana sekolah Totto Chan yg jelek tapi murid2nya selalu bangga dan cuek dengan cemohan sd lain di sekitarnya.
Ada 2kamar mandi di belakang gedung sekolah yang konon katanya angker. Wew?! Sebelahnya ada rumah penjaga kebersihan yang rumahnya nggak kalah kotor, dengan jualan makanan yg enak luar biasa di lidah kami
O ya, sekolah kami ini terletak di tengah-tengah jantung kota Pantura. yang sejak dulu memang crowded.
Tak jauh dari sekolah ini ada sungai besar yang biasa dijadikan tempat pembuangan limbah pabrik tekstil. Cerobong airnya ini yang membuatku sering kesel pingin ku sumpel pake sarung yang kita bawa sepulang sekolah.
Tapi temen yang ku telp ini justru merasa senang karena airnya hangat pacman emotikon(jangan berpikir kemana-mana soal penyakit dan lain sebagainya ya... kita dunia anak yang jauh dari pikiran itu, hanya enjoy saja menikmati yang ada)
Ada memori yang sampe sekarang ini sering kebawa mimpi hingga sekarang. Apa?? Pusaran air. Hiii.....! serem pokoknya.
Aku sering lihat pusaran ini tepanya di bawah jembatan perlintasan jalan pantura yang tidak se crowded sekarang tentunya ya...
Aku sering lihat pusaran ini tepanya di bawah jembatan perlintasan jalan pantura yang tidak se crowded sekarang tentunya ya...
Biasanya kalo hari jum'at, sepulang dari sekolah kami sering longok-longok warnai air ini yang sering bersihnya (karena nggak mengeluarkan air limbah pabrik). Di Pekalongan waktu itu, libur ya hari Jum'at... kantor swasta maupun pabrik. Jadi nggak heran kalo hari jumat, airnya sering bersih. (ya... kecoklatan biasa, warna tanah, tapi bagi kami itu nggak masalah).
Pulang sekolah kita sudah kongkow di rumah teman yang belakang nya persis itu sungai tempat kami berenang. Sudah bawa baju ganti juga, karena kalo kita pulang dulu ke rumah dan ketahuan orang tua, bakalan nggak boleh grin emotikon Kadang juga bawa sarung, bikin pelampung balon yang diikatkan pada pinggul ( jadilah seperti orang seperti sedang terjun payung di dalam air) pacman emotikon
Kadang kalo kita mau pipis, ya pipis bareng2 teman cewek ber5 pacman emotikon (kalo hari gini pasti pikiran orang dewasa sudah ngeres nggak karuan)
"sur ew*r-*wer....!!" pacman emotikon begitu kata temanku si empunya rumah yang membuat kita semua tertawa cekikian di kamar mandi melihat masing-masing air pipis.
Jangan pikiran yang nggak-nggak ya... bagi kami, (anak-anak) mendengar suara itu seperti mendengar suara lelucon yang membuat kita semua tertawa cekikian tanpa berniat porno dan lain sebagainya. "it's had fun"
"sur ew*r-*wer....!!" pacman emotikon begitu kata temanku si empunya rumah yang membuat kita semua tertawa cekikian di kamar mandi melihat masing-masing air pipis.
Jangan pikiran yang nggak-nggak ya... bagi kami, (anak-anak) mendengar suara itu seperti mendengar suara lelucon yang membuat kita semua tertawa cekikian tanpa berniat porno dan lain sebagainya. "it's had fun"
Di akhir-akhir sekolah, yang muridnya hanya berjumlah 15orang itu (10 laki-laki dan 5 perempuan) membuat kita kemana-mana sering bersama-sama.
Ya... biasalah... seperti jaman sekarang dari ada yang sekedar dijodoh-jodohkan sampe ada yang bikin darting pacman emotikon
Dulu kalo dijodohkan dengan si "A dan B" gitu saja mukanya sudah merah malu-malu gimana...
Ya... biasalah... seperti jaman sekarang dari ada yang sekedar dijodoh-jodohkan sampe ada yang bikin darting pacman emotikon
Dulu kalo dijodohkan dengan si "A dan B" gitu saja mukanya sudah merah malu-malu gimana...
No comments:
Post a Comment