Bagi reka, puasa itu menyenangkan. soalnya nggak ada acara makan.
Sementara bagi Hikam, itu seperti halnya hanya menahan untuk makan.
Selain pemilih makanan yang hebat, mereka ini juga sebenarnya nggak banyak makan. Jadi memang pada bulan puasa ini bukan hal yang sulit, karena keduanya nggak terbiasa ngemil dan juga makan rutin 3x sehari. Mereka bisa makan mudah di saat memang perut sudah lapar.
Sebenarnya nggak tega melihat badannya yang kurus dan mereka harus menahan makan untuk puasa. Tapi ya gimana lagi... namanya wajib. Apapun harus dipelajari, dan dirasakan.
Di hari biasa, sy sering coba-coba bikin kue apapun yang bisa kami buat. Tapi tetep saja, kue-kue itu hanya aku dan kadang ayahnya yang sering menghabisakan.
Sementara reka, kalo kue itu dianggap baru dan pas di lidahnya baru mau. Tapi kalo enggak, ya jangan harap.
Masalahnya jajan bungkusan yang di beli di toko-toko, seperti itu ada kalanya menjadikan tingkah hikam luar biasa bikin capek. Terutama yang berbau wafer dan coklat. Karena dia maunya hanya sekitaran itu, kalaupun boleh lagi snack semacam taro gitu, nah ini dia biangnya...
Awalnya aku nggak percaya dengan alergi Hikam, tapi semenjak lebaran 2tahun yang lalu tahu dia makan wafer coklat 1kaleng di tempat mbahnya, ampun lah... geraknya benar-benar seperti pesawat tempur.
Kadang aku sering dibingungkan dengan dua pilihan ini.
Biarkan dia makan apa yang dia suka sampai kenyang, ataukah menahan dan berikan variasi makanan yang seimbang.
Awalnya Hikam juga nggak bisa makan dengan nasi berkuah dikit, ia bahkan tampak geli melihat nasi di piring. Tapi kalo soal nasi ini, masih bisa aku paksakan, karena selain pakai sendok, masih aku suapkan. Jadi rasa jijik atau geli, masih bisa ku atasi. Nah, kalo kue, seperti agar-agar atau jeli buatan sendiri?? aku sendokkan pun dia bakal lari.
Irama pola makan itu kadang bikin kesel, karena harus menyediakan makanan yang mereka suka, sekaligus nggak bikin alergi. Padahal kue basah, itu nggak suka. Dan paling bikin nggak enaknya ati itu kalo sudah dibuatkan kue ngoyo-ngoyo atau kadang dibeliin, itu cuma kleleran dan ujungnya kebuang.
Pernah ada tetangga bilang, kalo di rumahnya dua anakku ini doyan makan kue lapis yang dia buat. Aku cuman senyum-senyum aja, karena nyatanya nggak bakalan Hikam mau nyentuh itu, apalagi makan. Pegang saja sudah geli,
Bahkan agar-agar pun, yang sengaja aku beli cetakan lucu-lucu, yang pikirku dia mau makan, itu sama sekali nggak kesentuh. Tapi soal roti tawar dan keju. Bisa habis itu satu plastik dalam sehari. Roti sobek pun sama, entah gimana... dia nggak akan mau menyentuh kalo perutnya memang nggak butuh.
Ya sudahlah... belajar tirakat aja kalian sejak kecil ya le... nduk...
Toh Tirakat itu nggak buruk, selagi tubuhmu itu bisa tumbuh maksimal, dan tenagamu bisa optimal untuk bergerak. silahkan saja.
*dan jangan meniru pola emakmu yang punya pola makan nggak teratur, makan di saat perut memang membutuhkannya, Atau terkadang lupa, begitu sadar sudah lemes badan
No comments:
Post a Comment