Di awal hari puasa pertama dan kedua, Hikam rame protes + ngrengek dari pagi sampai jam 3, selepas itu.. sudah lewat... nggak ada suara tangis atau nggriyeng ini dan itu lagi.
Kekhawatiran dia terlalu tinggi tentang perutnya yang kalau tidak diisi bakalan sakit, lalu menjadi mati. Begitu nggriyengnya sepanjang hari.
Sy sendiri nggak bisa berkata apapun. Itu wajar. Saya dulu puasa full kira-kira kelas 4 SD. Yang bisa ku lakukan saat ia nggriyeng begitu hanya memeluk atau jika dia marah2 hanya membiarkannya sambil mengawasi dari jauh.
Ini sudah masuk usia 8th, saatnya ia harus sadar ada ibadah yang harus dikerjakan dari Tuhannya, ada organ tubuhnya yang harus di screening dan di cleaning dari zat2 berbahaya dalam tubuhnya.
Masih ingat penjelasannya Hiromi Shinya tentang kerja tubuh saat puasa kan? Sy pernah foto beberapa bagian bukunya di fb.
Di titik inilah saya sadar, dia harus sehat. Makanya harus puasa.
Karena menurutku puasa ini lebih dari sekedar ibadah, melainkan proses pembersihan organ tubuh setiap satu tahun sekali. Jadi sy ibaratkan seperti cuci gudang.
Di hari pertama ada club panahan, dia semangat tapi khawatir perutnya bakalan sakit.
Kebetulan matahari nggak begitu terik, alias redup, selamat... ketolong juga.
Di hari kedua ada club gambar, tapi sejak siang dia sudah protes sambil nangis2 jengkel. Akhirnya ku putuskan tidak masuk, daripada rame ganggu yang lain.
"Aku nggak suka puasa"
"Besok pagi, hikam, mbak reka, ayah sama ummi nggak boleh puasa"
Si kakak langsung nyletuk
"Mbak reka mau puasa kok, enak. Nggak usah makan!" Jiahhh....
🤣🤣🤣lebaran bagi Reka, horror bagi Hikam, khawatir perutnya sakit
😅
Satu doyan makan tapi nggak suka jajan, satunya lagi doyan jajan tapi nggak doyan makan
😂😂
Anak lanang ini nggak bisa makan jajan2nan seperti anak2 lainnya kecuali yg kering2 dan tidak lembek. Itupun dia harus teliti dulu bentuknya kaya apa. Kalau di mulut rasanya nggak pas, nggak akan mau juga.
Makanan favorite bisa dihitung dg jari. Sandwich (roti isi, termasuk burger sayuran sederhana buatan sendiri) dan es jeruk.
Jadi sebenarnya soal kantong, lebih aman buat dia, dibanding kakaknya
😂
Kemarin sore jalan2 sambil ngobrol kesana kemari ketika anak lanang mulai nggriyeng tanggal 20 nggak boleh puasa.
Entah kenapa harus tanggal itu
😅
Awalnya si kakak cuman senyam-senyum saja, tapi ketika dirasa mulai berisik ia mulai ribut dan berantem di belakangku
😅😅 #kadang kangen juga berantem ala mereka#
"Kalau nggak puasa nanti dosa!"
Ciahhh....
😂😂 perasaan aku nggak pernah mendoktrin dosa kalau nggak puasa. Karena yang ku pakai adalah logika.
Tiap perintahNya pasti ada pengetahuan yang terkandung di dalamnya, dan itu yg mesti kita cari sendiri.
Al Quran sendiri sering bilang;
"Apa kamu nggak melihat?"
"Apa kamu nggak berpikir?"
Saat itulah aku jelaskan kenapa Allah menyuruh kita puasa, balik ke penjelasan di atas;
Untuk screening dan cleaning organ tubuh. Pertama
Kedua; Belajar menghargai dan mensyukuri makna makanan.
Coba bayangkan ketika kamu puasa dan ketika nggak puasa, lihat coklat atau jajan pasar mungkin nggak terasa enak. Tapi kalau puasa, jangankan makanan. Gambar pun terasa nikmat.
Coba saja andai kamu jadi orang miskin yang nggak punya bapak ibu, dan nggak bisa beli makanan seperti yg kamu inginkan.
Melihat semua makanan terasa enaaakkkk...
"Di situlah mbak reka diajari untuk merasakan andai jadi orang miskin"
Susah nemu kata empati
😅