Tuesday, September 4, 2018

Home Alone dan Gifted

28 November 2013

Home Alone dan Gifted

Hampir seharian tadi, kita berdua (saya dan Reka) mantengi film Home alone dari 1-4, tidak semuanya kita tonton sih. Cuman ikuti dia saja maunya gimana.

Seperti biasa selalu ada pertanyaan yang nyletuk membuat telingaku agak gatal (haha...) selalu mengganggu konsentrasiku untuk menikmati jalannya sebuah cerita.

Ada satu kesan dalam film itu, anak Gifted yang selalu bikin masalah dan bikin kesal semua anggota keluarga karena sikapnya.
Saya kira, begitulah mereka...
Tapi sayangnya diantara sekian anak Gifted, hanya sekian persen saja yang tertangani, terutama orang tuanya yang sadar betul bagaimana kehidupan anak2 seperti itu.

Sebenarnya banyak juga anak-anak model karakter aktor cilik Home Alone itu di sekitar kita, (Jika kita mau memperhatikan.
Namun sayangnya, kondisi lingkungan sekitar, keluarga dan kesempatan eksplorasi itu terbatas, akhirnya mereka cenderung suka menarik diri dari lingkungan mereka yang seringnya menjudge mereka sebagai anak aneh dan bermasalah.

Kadang-kadang justru seperti menjadi sampah masyarakat yang tak berarti apapun.
Dari tiga lusin keponakanku, ada sekitar tiga anak yang ku perhatikan sejak bayi sedikit unik.

Satu orang, yang sejak usia SD kelas satu sudah bisa menjadi pendongeng yang membuat  keponakanku lainnya ketawa cekikikan. Anaknya dulu mirip banget sama tokoh Home alone.
Masih ingat sekali saat itu sedang pada kumpul di rumahnya, dia duduk di atas sofa, sementara yang lainnya duduk di bawah mendengarkan dia cerita pan jang lebar yang entah ceritanya apa sampai-sampai membuat yang lainnya ketawa kepingkal-pingkal.

Kedua, lelaki juga. Ayahnya ini pedagang rongsokan yang lumayan besar. Hobinya anak ini membetulkan mainan mobil-mobilan rongsokan ini jalan lagi. Hingga akhirnya ia tamat sekolah SMK Pelayaran (atas keinginan ayahnya) tapi pekerjaan paling mudah bagi dia adalah menyambungkan kabel-kabel Tower.

Tapi lagi2 itu masalah kesempatan pengembangan bakat. Kalo dalam film Home Alone itu kreativitas ada karena didukung oleh kemapanan masyarakat dan keluarga, namun kalo di Indonseia kecerdasan itu nyaris hilang dan musnah ditelan penyeragaman sekolah (yang sebenarnya sering membuat anak2 seperti ini semakin kehilangan bakat, karena dipaksakan melakukan hal-hal yang tidak dia sukai). Dan kalau tidak hati-hati, anak2 seperti ini akan mudah putus sekolah.


Nb;
Sek Bro... ini bicara apa dulu yang mana dulu ni... aku masih bilang karakter, nt sudah lari ke pengasuhan (termasuk pendidikan di dalamnya, aku kira :) ) Gifted (Anak cerdas luar biasa), kesannya super jenius seperti Einstein gitu ya? hehe... Bisa jadi, kalau diasah. Bicara soal pengasuhan, termasuk pendidikan di dalamnya, yang didalamnya lagi soal keyakinan. Sebenarnya ni, soal Spiritual, anak2 sperti ini, di usianya yang terlalu dini banget sudah on lho... Misal ni, Nggak usah jauh2 lah,  soal Pakaian (cewek muslim), Dia akan merasa risih, ketika sebagian tubuhnya tidak tertutup. Satu, kadang karena kulitnya terlalu sensitif, Dua, dia akan tahu, bahwa dengan menebar aurat keamanannya terancam (anak2 sperti ini sering merespon dengan cepat berita apapun yang dia liat, apalagi ttg pemerkosaan, pelecehan seks dsb, pikiran itu akan mengendap dan menjadikan warning dalam otaknya), dari situ biasanya dia sadar betul makna dari pergaulan dan makna pakaian. Misal lain lagi, ketika dia mendapatkan musibah, dia akan down dan merespon cepat, "Ada apa ni??" "jangan2 Allah marah lagi sama aku??" "Apa ada yang salah dengan sikapku?" Begitu, kira2. Jadi, agama bagi dia itu adalah sebuah pakaian yang sudah melekat betul dengan sekali saja percontohan yang dia liat di sekitar lingkungannya. (tapi biasanya, karena cara berpikirnya yang Global detil, jadi dia sering melupakan peraturan2 agama yang menurutnya tidak penting. tapi nggak perlu khawatir, biasanya dia akan menanyakan&mencarinya peraturan2 itu sampai dapat, ketika dia membutuhkan). Kalo boleh aku katakan, kecepatan berpikir anak2 sepeti ini seperti Ranting pohon yang tumbuh dengan cepat, dengan sekali saja rangsangan. hehe.... (Kira2 begitu...) Jadi pengasuhan anak normal dengan anak Gifted jelas berbeda. Kalo anak normal disuruh sholat, dia akan ikutan sholat. tapi kalo gifted, tunggu dulu... dia harus tau alasannya. misal buat laporan sama Allah lah... membersihkan badan dengan air wudhunya lah... menyehatkan badan, karena (senam) dengan gerakan sholat (tentunya yang benar lah)nya lah... jadi, percuma saja hukum anak seperti ini untuk sholat, ketika dia tidak tahu untuk apa dia melakukan itu.

foto di sekitar kebun teh kemuning, karanganyar, solo

Monday, September 3, 2018

Hikam usia 3 tahun

Gambar mungkin berisi: satu orang atau lebih dan luar ruangan  Baru sadar ada foto ini, dia mulai tertarik dengan huruf-huruf di waktu usia yang sangat dini. Bahkan sekitar usia 1 - 1,5tahun dia selalu memintaku menuliskan huruf B dan O ber ulang-ulang. Sampai aku bosan membuatkan huruf itu di papan tulis kecil. Rupanya dia sedang mengeja huruf per huruf kata-kata itu. (Kolam keceh, Taman Pintar Yogya)




Foto bersama keponakan swami. Baru ingat, kalau ambil foto dia harus cepat-cepatan. Tidak bisa disuruh-suruh pasang gaya, boro-boro, karena bakalan cepat bergerak lari dan berpindah tempat.


Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia. Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia.

Dapat share download an game dari salah seorang teman G Kompris, namanya. Ada versi bahasa indonesianya juga. Dan inilah game yang membuat dia bersemangat mengeluarkan satu kata "Hebat" secara jelas dan lugas di usia 4tahun, setelah sebelumnya dia mulai mengeluarkan satu kosa kata "Yyah" (Ayah). Saat ini pula di usia nya yang ke 3, dia bersemangat main puzzle di PC. Karena puzzle yang kita temukan saat itu hanya sedikit, dan itupun gampang lonyot terkena air.

Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia.  Ini adalah yang membuat hari-hariku serasa kacau balau. Kami harus bertempur dengan kecepatan dia menaiki barang yang bisa dinaiki. Dan tidak sekali ia terjatuh, namun uniknya tidak pernah menangis sekalipun itu berdarah sampai dijahit sekalipun kecuali kaget oleh teriakan kakaknya.


Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia. Otodidak full ala dia ketika ketemu sepeda. Ngotot tidak mau dipegangi, apalagi dituntun atau di arahkan.

Gambar mungkin berisi: langit, pohon dan luar ruangan Flying fox di atas ketinggian lebih dari 10m, adaloah olah raga yang digandrungi si kakak. Ini adalah yang pertama kalinya Hikam kami perbolehkan naik ini dengan catatan tandem bareng si kakak.


Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia.   Gambar mungkin berisi: 3 orang, termasuk Ana Ibrahim
Karena keterbatasan ruang, biaya dan komunitas homeschooling. Sejak mereka masih muda sekali kami sering ajak mereka pergi ke tempat area terbuka semacam persawahan, pegunungan, ataupun hutan dengan kendaraan seadanya yang kami miliki. Karena selain kami belum bisa membeli mobil yang safety dengan anak-anak yang jungkir balik nggak karu-karuan. Kami rasa, motor (alias roda dua adalah kendaraan paling aman buat mereka agar tidak banyak bergerak saat di perjalanan.


Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia.  Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia.
Mampir ke rumah salah seorang teman ayahnya, dan mereka langsung akrab.
(Ngawi)



28 Desember 2013

Semalam habis dari jalan2, Hikam nangis tantrum tidak karuan sepanjang jalan di atas motor. 
nangis nggak karuan sepanjang jalan di atas motor. (tapi syukurnya,kali ini dia nggak mberot mloncat dari motor,kali aja dah sadar kalo loncat dari motor tu sakit : D)
Hanya gara2 mau ngisi bensin sendiri di SPBU,padahal (seperti biasanya,dia buka tutup tangki sendiri,meski kadang rebutan sama kakaknya,itupun kadang kalo nggak enak dg antrian mengular,kita rebut,buka sendiri. Karna pastinya kalo dibuka sendiri lama bgt tu,sementara antrian mengular).
Sepanjang jalan dia nangis kejer nggak karuan sampe rumah.
Begitu berhenti di depan pintu rumah mbah,semakin keras nangis tunjuk2 suruh jalan lagi. Pun dituruti ayahnya,jalan lagi. Nggak tahu berapa menit muter2,sampe akhirnya aq buatkan susu,nangisnya mulai reda meski masih nggriyeng.
Begitu masuk rumah,nangisnya tambah kalap nggak karuan. Begitu q gendong,tangisnya mulai reda lagi,q bawa masuk kamar,dia smakin brontak. Tunjuk2 lagi. Begitu q pakai helm yg dia tunjuki,tangisnya berhenti. Sampe masuk kamar&kipasi dia helm,harus dipake.
Hwahaha... mbahnya ketawa cekikian.
Walah mbah... di rumah,sering banget bgini. Untung ni bukan perumahan,nangis jerit2 baru datang ga boleh lepas helm sudah biasa.
Heeeeh.....?? (repotnya ngasuh Hikam,bikin badan susah gemuk  )


@@@@
21 Desember 2013

Terbayang betapa banyaknya keinginan Hikam yang saya tahan/kekang, yang mungkin saja sebenarnya justru dari situ dia menemukan dirinya.
Memunguti kerikil, ngelus-elus binatang, bahkan anjing yang mengonggong pun dia dekati. Bahkan  tangannya yang sempat robek dan dijahit gara2 digigit Kera pun belum cukup menjadikan dia jera dengan binatang buas.
Kalau kucing dan ayam, sepertinya sudah bukan hal yang aneh lagi bagi dia, karena sering kejar-kejaran ayam dan kucing waktu di tempat mbah.

Sering buka-buka buku di usia sebelum genap 1tahun yang berisi tulisan semua, milik ayahnya dan terakhir aku larang gara2 tesis milik teman ayahnya dipipisi. Lalu aku ganti buku2 bergambar, tapi yang terjadi justru dilempar dan hilang rasa ingin tahunya.
Menjajar/menumpuk segala benda jadi mainan hingga ku tlusur2 baru ketahuan setelah usianya 3,2th kalo dia lihai main puzzle bentuk dan bukan gambar, dan yang sekarang semakin parah, adalah penekannya... aduh ya Allah... Semoga Engkau berikan aku kesabaran dan kekuatan lebih. Rasanya pingin nangis...
Dan terakhir gara-gara itu, dia sepertinya jatuh dari atas lemari buku, kakinya ketingklangan buat jalan. Begitu sholat di tengah malam "DAR!!" bayangan tentang patah tulangnya Reka bikin aku nangis lagi.
Dulu waktu usianya belum genap 1,5th dia pernah melintasi genteng 3rumah tetangga sebelah. Ah, luar biasa mukaku mau diletakkan dimana...
Tapi perlahan pun akhirnya mereka tahu bagaimana Hikam.
Kebayang para ibu2 itu... hah... luar biasa&mereka (ibarat permainan, sudah game) Jadi bicara soal karir, sudahlah, kemasi saja dulu dalam box keinginan atau impian2 di masa lalu.
Pun, aku yakin Allah punya kehendak yang lebih baik dari sekedar karir,
*meringis berkaca2*

Hikam usia 4,5 tahun


Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia.     

Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia.


Gambar mungkin berisi: 1 orangUsia 4,5tahun di saat ledakan motorik kasarnya bertambah. Bukan hanya rumah dan pagar yang bisa dinaiki. Tapi pohon tetangga teman swami sekalipun,


Keteraturan adalah sisi ke-Unik-annya

Kebiasaan di rumah kalo pake perkakas mesti kudu dibereskan, begitu turun dari motor di bengkel AKI, melihat perkakas bersebaran lngsung diwadahi πŸ˜„

πŸ˜„Gambar mungkin berisi: satu orang atau lebih, orang duduk dan luar ruanganGambar mungkin berisi: satu orang atau lebih dan luar ruangan

(Hikam usia 6th)




Puasa bikin matiπŸ˜‚

"Ummi, hikam nggak boleh puasa. Nanti lapar..."
"Kalo lapar, nanti aku bisa mati..."😭😭😭😭
"Kata siapa mati, tahun kemarin puasa penuh aja Hikam nggak mati"
🤣🤣🤣

The power of mom and wife

the Power of Mom and Wife

Sudah hampir 10tahun lepas dari yg namanya dunia kerja. Dan mulai bisa menikmati apa yang dimakan seorang "ibu dan istri" yang mungkin jauh dari kata sempurna.

Dulu tidak pernah terbayangkan sedikitpun bisa merelakan sisa umur hanya beraktifitas dg krucil, swami dan rumah. Seolah perempuan hanya sebatas "konco wingking" seperti yg didengung2kan mereka "masyarakat umum" ketika perempuan tak bekerja.

Perlahan mulai mengendapkan semua angan dan merenungkan satu demi satu peristiwa yang ternyata banyak hal yang mesti diselesaikan dalam berkeluarga.

Yah! Mereka tidak hanya membutuhkan sosok aku sebagai ibu dan istri,
Lebih dari itu, sebagai kekuatan dan pengendali keadaan di tengah samudra tanpa bintang.

Bahasa Simbol Hikam

Susu kotak dikekepi dari siang sampai jelang maghrib, nunggu iqomat "kata anak lanang🤣"(alias mahghrib). Begitu ayah pulang, Buka. Sekali teguk.

Anak lanang keluar masuk2x cari
"Yang begini ini loh" isyarat jarinya membentukkan persegi panjang.
Sampai akhirnya dia duduk di kakiku sekali lagi menjelaskan dengan tangannya
"Yang di sana, beli kemarin"
Ayahnya dari dapur langsung kerasa. Tapi sudah habis, isinya...

Pecah juga tangis anak lanang begitu melihat si ayah melempar karton susu di bak sampah 😭😭😭
🤣🤣🤣

Dad&Boy, sama2 nggak nggagasan😆

Rantai Makanan

Rantai Makanan dan Keseimbangan Alam

"Kenapa Allah ndadak menciptakan ular ya, ummi?"
"Padahal ular kan nggak ada manfaatnya?"
Aku tahu, dia beranggapan begitu karena belakangan hari beberapa rumah tetangga sering kemasukan ular.

"Sekarang ummi tanya ganti,"
"Ular itu makannya apa?"
"Kodok, tikus, manusia juga..."
"Kata siapa ular makan manusia?"
Diam menunggu penjelasanku

"Dia makan manusia karena pasti ada alasan kuat, pertama; dia mungkin nggak makan berhari-hari... dan seandainyapun manusia yg dimakan, tidak semuanya ditelan. Nggak serakah seperti manusia, mesti nyimpen makanan penuh di lemari2"

"Kedua; dia merasa terganggu dengan sikap manusia"

"Nah ketika misal nggak ada ular. Siapa yang mau makan tikus dan kodok?"

Dia berpikir sejenak

"Iya ya?"
"Padahal kamu tahu tikus itu makannya apa?"
"Kotoran kan?"
"Coba kalo kotoran nggak dimakan sama tikus? Bumi bakal penuh dg kotoran dan sampah"

"Iya,"

"Nah, itu artinya sampah manusia dihancurkan sama tikus, lalu kalo tikus dibiarkan banyak akan jadi hama padi. Ketika hama padi nggak dibasmi, kita nggak makan nasi. Makanya kudu ada yang makan si Tikus itu"

"Itulah yang namanya rantai makanan, untuk keseimbangan alam"

"Oh iya ya? Allah itu cerdas, hebat sekali"

Pikirku sambil ndangdutan ngunyah serbet
"Kalo nggak hebat, nggak bakalan ada ribuan galaksi di angkasa, Cah...¿¿"

Hemhemm.... kamu apa nggak ingat penjelasanku yg sampai berbusa2 itu to kak... kak.

"Lalu kalo Singa?"
"Kenapa Singa mesti diciptakan sama Allah?"
Mabok makkk....😂

Perkembangan Amira 2-3tahun

Ledakan perolehan kosa kata terjadi dalam waktu satu tahun belakangan pasca kecelakaan di tahun 2021 Maret 28. Yang sebenarnya d...