28 November 2013
Home Alone dan Gifted
Hampir seharian tadi, kita berdua (saya dan Reka) mantengi film Home alone dari 1-4, tidak semuanya kita tonton sih. Cuman ikuti dia saja maunya gimana.
Seperti biasa selalu ada pertanyaan yang nyletuk membuat telingaku agak gatal (haha...) selalu mengganggu konsentrasiku untuk menikmati jalannya sebuah cerita.
Hampir seharian tadi, kita berdua (saya dan Reka) mantengi film Home alone dari 1-4, tidak semuanya kita tonton sih. Cuman ikuti dia saja maunya gimana.
Seperti biasa selalu ada pertanyaan yang nyletuk membuat telingaku agak gatal (haha...) selalu mengganggu konsentrasiku untuk menikmati jalannya sebuah cerita.
Ada satu kesan dalam film itu, anak Gifted yang selalu bikin masalah dan bikin kesal semua anggota keluarga karena sikapnya.
Saya kira, begitulah mereka...
Tapi sayangnya diantara sekian anak Gifted, hanya sekian persen saja yang tertangani, terutama orang tuanya yang sadar betul bagaimana kehidupan anak2 seperti itu.
Saya kira, begitulah mereka...
Tapi sayangnya diantara sekian anak Gifted, hanya sekian persen saja yang tertangani, terutama orang tuanya yang sadar betul bagaimana kehidupan anak2 seperti itu.
Sebenarnya banyak juga anak-anak model karakter aktor cilik Home Alone itu di sekitar kita, (Jika kita mau memperhatikan.
Namun sayangnya, kondisi lingkungan sekitar, keluarga dan kesempatan eksplorasi itu terbatas, akhirnya mereka cenderung suka menarik diri dari lingkungan mereka yang seringnya menjudge mereka sebagai anak aneh dan bermasalah.
Kadang-kadang justru seperti menjadi sampah masyarakat yang tak berarti apapun.
Namun sayangnya, kondisi lingkungan sekitar, keluarga dan kesempatan eksplorasi itu terbatas, akhirnya mereka cenderung suka menarik diri dari lingkungan mereka yang seringnya menjudge mereka sebagai anak aneh dan bermasalah.
Kadang-kadang justru seperti menjadi sampah masyarakat yang tak berarti apapun.
Dari tiga lusin keponakanku, ada sekitar tiga anak yang ku perhatikan sejak bayi sedikit unik.
Satu orang, yang sejak usia SD kelas satu sudah bisa menjadi pendongeng yang membuat keponakanku lainnya ketawa cekikikan. Anaknya dulu mirip banget sama tokoh Home alone.
Masih ingat sekali saat itu sedang pada kumpul di rumahnya, dia duduk di atas sofa, sementara yang lainnya duduk di bawah mendengarkan dia cerita pan jang lebar yang entah ceritanya apa sampai-sampai membuat yang lainnya ketawa kepingkal-pingkal.
Kedua, lelaki juga. Ayahnya ini pedagang rongsokan yang lumayan besar. Hobinya anak ini membetulkan mainan mobil-mobilan rongsokan ini jalan lagi. Hingga akhirnya ia tamat sekolah SMK Pelayaran (atas keinginan ayahnya) tapi pekerjaan paling mudah bagi dia adalah menyambungkan kabel-kabel Tower.
Tapi lagi2 itu masalah kesempatan pengembangan bakat. Kalo dalam film Home Alone itu kreativitas ada karena didukung oleh kemapanan masyarakat dan keluarga, namun kalo di Indonseia kecerdasan itu nyaris hilang dan musnah ditelan penyeragaman sekolah (yang sebenarnya sering membuat anak2 seperti ini semakin kehilangan bakat, karena dipaksakan melakukan hal-hal yang tidak dia sukai). Dan kalau tidak hati-hati, anak2 seperti ini akan mudah putus sekolah.
Satu orang, yang sejak usia SD kelas satu sudah bisa menjadi pendongeng yang membuat keponakanku lainnya ketawa cekikikan. Anaknya dulu mirip banget sama tokoh Home alone.
Masih ingat sekali saat itu sedang pada kumpul di rumahnya, dia duduk di atas sofa, sementara yang lainnya duduk di bawah mendengarkan dia cerita pan jang lebar yang entah ceritanya apa sampai-sampai membuat yang lainnya ketawa kepingkal-pingkal.
Kedua, lelaki juga. Ayahnya ini pedagang rongsokan yang lumayan besar. Hobinya anak ini membetulkan mainan mobil-mobilan rongsokan ini jalan lagi. Hingga akhirnya ia tamat sekolah SMK Pelayaran (atas keinginan ayahnya) tapi pekerjaan paling mudah bagi dia adalah menyambungkan kabel-kabel Tower.
Tapi lagi2 itu masalah kesempatan pengembangan bakat. Kalo dalam film Home Alone itu kreativitas ada karena didukung oleh kemapanan masyarakat dan keluarga, namun kalo di Indonseia kecerdasan itu nyaris hilang dan musnah ditelan penyeragaman sekolah (yang sebenarnya sering membuat anak2 seperti ini semakin kehilangan bakat, karena dipaksakan melakukan hal-hal yang tidak dia sukai). Dan kalau tidak hati-hati, anak2 seperti ini akan mudah putus sekolah.
Nb;
Sek Bro... ini bicara apa dulu yang mana dulu ni... aku masih bilang karakter, nt sudah lari ke pengasuhan (termasuk pendidikan di dalamnya, aku kira :) ) Gifted (Anak cerdas luar biasa), kesannya super jenius seperti Einstein gitu ya? hehe... Bisa jadi, kalau diasah. Bicara soal pengasuhan, termasuk pendidikan di dalamnya, yang didalamnya lagi soal keyakinan. Sebenarnya ni, soal Spiritual, anak2 sperti ini, di usianya yang terlalu dini banget sudah on lho... Misal ni, Nggak usah jauh2 lah, soal Pakaian (cewek muslim), Dia akan merasa risih, ketika sebagian tubuhnya tidak tertutup. Satu, kadang karena kulitnya terlalu sensitif, Dua, dia akan tahu, bahwa dengan menebar aurat keamanannya terancam (anak2 sperti ini sering merespon dengan cepat berita apapun yang dia liat, apalagi ttg pemerkosaan, pelecehan seks dsb, pikiran itu akan mengendap dan menjadikan warning dalam otaknya), dari situ biasanya dia sadar betul makna dari pergaulan dan makna pakaian. Misal lain lagi, ketika dia mendapatkan musibah, dia akan down dan merespon cepat, "Ada apa ni??" "jangan2 Allah marah lagi sama aku??" "Apa ada yang salah dengan sikapku?" Begitu, kira2. Jadi, agama bagi dia itu adalah sebuah pakaian yang sudah melekat betul dengan sekali saja percontohan yang dia liat di sekitar lingkungannya. (tapi biasanya, karena cara berpikirnya yang Global detil, jadi dia sering melupakan peraturan2 agama yang menurutnya tidak penting. tapi nggak perlu khawatir, biasanya dia akan menanyakan&mencarinya peraturan2 itu sampai dapat, ketika dia membutuhkan). Kalo boleh aku katakan, kecepatan berpikir anak2 sepeti ini seperti Ranting pohon yang tumbuh dengan cepat, dengan sekali saja rangsangan. hehe.... (Kira2 begitu...) Jadi pengasuhan anak normal dengan anak Gifted jelas berbeda. Kalo anak normal disuruh sholat, dia akan ikutan sholat. tapi kalo gifted, tunggu dulu... dia harus tau alasannya. misal buat laporan sama Allah lah... membersihkan badan dengan air wudhunya lah... menyehatkan badan, karena (senam) dengan gerakan sholat (tentunya yang benar lah)nya lah... jadi, percuma saja hukum anak seperti ini untuk sholat, ketika dia tidak tahu untuk apa dia melakukan itu.
Sek Bro... ini bicara apa dulu yang mana dulu ni... aku masih bilang karakter, nt sudah lari ke pengasuhan (termasuk pendidikan di dalamnya, aku kira :) ) Gifted (Anak cerdas luar biasa), kesannya super jenius seperti Einstein gitu ya? hehe... Bisa jadi, kalau diasah. Bicara soal pengasuhan, termasuk pendidikan di dalamnya, yang didalamnya lagi soal keyakinan. Sebenarnya ni, soal Spiritual, anak2 sperti ini, di usianya yang terlalu dini banget sudah on lho... Misal ni, Nggak usah jauh2 lah, soal Pakaian (cewek muslim), Dia akan merasa risih, ketika sebagian tubuhnya tidak tertutup. Satu, kadang karena kulitnya terlalu sensitif, Dua, dia akan tahu, bahwa dengan menebar aurat keamanannya terancam (anak2 sperti ini sering merespon dengan cepat berita apapun yang dia liat, apalagi ttg pemerkosaan, pelecehan seks dsb, pikiran itu akan mengendap dan menjadikan warning dalam otaknya), dari situ biasanya dia sadar betul makna dari pergaulan dan makna pakaian. Misal lain lagi, ketika dia mendapatkan musibah, dia akan down dan merespon cepat, "Ada apa ni??" "jangan2 Allah marah lagi sama aku??" "Apa ada yang salah dengan sikapku?" Begitu, kira2. Jadi, agama bagi dia itu adalah sebuah pakaian yang sudah melekat betul dengan sekali saja percontohan yang dia liat di sekitar lingkungannya. (tapi biasanya, karena cara berpikirnya yang Global detil, jadi dia sering melupakan peraturan2 agama yang menurutnya tidak penting. tapi nggak perlu khawatir, biasanya dia akan menanyakan&mencarinya peraturan2 itu sampai dapat, ketika dia membutuhkan). Kalo boleh aku katakan, kecepatan berpikir anak2 sepeti ini seperti Ranting pohon yang tumbuh dengan cepat, dengan sekali saja rangsangan. hehe.... (Kira2 begitu...) Jadi pengasuhan anak normal dengan anak Gifted jelas berbeda. Kalo anak normal disuruh sholat, dia akan ikutan sholat. tapi kalo gifted, tunggu dulu... dia harus tau alasannya. misal buat laporan sama Allah lah... membersihkan badan dengan air wudhunya lah... menyehatkan badan, karena (senam) dengan gerakan sholat (tentunya yang benar lah)nya lah... jadi, percuma saja hukum anak seperti ini untuk sholat, ketika dia tidak tahu untuk apa dia melakukan itu.
No comments:
Post a Comment