Tuesday, November 13, 2018

Gifted (si Cerdas Istimewa), se Unik apakah mereka?

Kalau kamu pernah dengar kata Gifted, apa yang terbayang?

Cerdas Istimewa? Titik. Tanpa embel2?
Oh nikmatnya dunia...

Andai kau tahu, menjadi seorang Gifted itu Ne-long-so.
Apalagi ketika tidak ada satu orang pun yang mau memahamimu, lalu kamu dianggap orang teraneh di dunia.

Kenapa?

Gifted itu punya pola pikir yang sama sekali berbeda dg pola kecepatannya yg melesat jauuuhhhh.... ke depan. Saking kebablasannya berpikir jauh, orang kadang menganggapmu doyan bengong (krn sering terbawa arus melihat fantasi dlm pikiranmu yg cepat), sulit diatur (karena dia punya pola alur pikir sendiri) keras kepala (baginya kalau tidak seperti yg ada dalam pikirannya, kacau dunia)

Kenapa?
Ya karena hanya itulah yang ada dalam pikiran mereka. Makanya orang2 seperti ini biasanya curiosity nya tinggi. Bahkan ada beberapa yg menjadi kutu buku atau doyan ngoprek barang.

Apalagi anak-anak dengan pengetahuannya yang masih sangat terbatas.

Seperti misal tempo hari saat hikam minum es jeruk. Kebetulan ada beberapa semut yang ternyata melayang2 di dalam gelasnya.

Lamaaaaa.... dia berusaha ambil semut2 itu yg ku kira jumlahnya juga nggak banyak, dan sangat kecil. Apalagi kami duduk di angkringan dengan lampu remang2. Mataku jelas tidak menangkap ada semut2 kecil.

Aku bilang, "Nggak apa-apa diminum aja"
Tapi kata2ku yang berulangkali itu nggak mempan. Dia masih keukeh berusaha mengambil semut2 kecil yang melayang2 dan sulit disendok.

Nggak lama kemudian kakaknya keluar dari masjid, entah takut disrobot sama kakaknya atau ayahnya. Rupanya ia lupa cepat2 menghabiskan es jeruk sampai habis.

Begitu aku pergi ke toilet, dia ikut. Setelah keluar, rupanya dia kepikiran sesuatu duduk termangu dengan wajah tegang di sebelahku😂

Dengan nada cemas dia berkata
"Semut-semut itu tadi masuk ke tenggorokanku..."
"Nggak apa-apa..." kataku
"Nanti apa dia jalan-jalan juga di ususku?"
Spontan aku tertawa ngekek membayangkan apa yg dia pikirkan seperti dalam film2 kartun😂

"Enggak, semut2 itu bakalan digiling di lambung dan hancur keluar bareng eek"

"Tadi keluar lewat pipis juga?" tanyanya agak was bengong memandangi gelas yg terlanjur habis ia minum
"Enggak, bareng eek" kataku karena kupikir itu benda padat.

Kejadian semacam itu tiap hari, tiap saat, berulang-ulang dan kita yang harus menerangkan.
Jika kita cuek dan nggak mau tahu, dia akan sering marah karena merasa dunia ini serba susah, serba menegangkan. Dan ujung2nya frustasi dan depresi.

Lain halnya ketika ia masih suka main game zombie and plants, dia sering jijik dan takut bukan main dengan bakteri dan virus.
Sampai2 kakaknya sering menertawakan ketika ia ketakutan bukan main kalau kepalanya yg sempat ada kutunya itu bakal memakan semua kulit kepalanya hingga habis😂😂

Sampai akhirnya berulangkali harus aku jelaskan dengan bahasa dia kalau tubuh kita itu punya bakteri baik dan bakteri jahat. Ketika kamu mau makan-makanan sehat seperti buah, nasi, daging yg cukup, lalu nggak suka nangisan. Bakteri baik dalam tubuhmu akan kuat. Jadi bakalan sehat.

Bakteri dan virus itu ada dimana2, termasuk di kamar dan bantalmu, tapi Allah memberikan bakteri baik itu dalam tubuhmu yang bakal melawan bakteri jahat. Jadilah kita bisa sehat karena dilindungi bakteri baik itu.

Entah berapa lama aku harus menghapus memori negatif tentang itu. Karena nyatanya memori dia itu nggak sebegitu mudah dihapus, kecuali ada pengetahuan baru yang masuk dan logis bagi dia.

Dan kau tahu mak... anak2 semacam ini susahhhh.... bukan main mengatasi dirinya, apalagi memahami orang lain.

Seperti hal nya mainan yang dia tata di lantai. Rumah kami sempit, jadi mainan yang ditata disebar kadang sangat mengganggu buat lalu lintas.

Tapi bagi dia menggeserkan mainannya itu dunia serasa hancur berkeping2. Itu bisa jadi marah besar bagi dia.

Alhasil ketika aku mau beres2, mainan sekecil apapun itu yg di mataku nggak penting selalu aku peringatkan.
"Ayo... mainannya digeser dulu. Mau ummi sapu, nanti di tata lagi nggak apa-apa.."
Awal2, dia bisa marah besar ketika aku ingatkan begitu.

Tapi lambat laun dia mulai paham ketika lantai kotor, bakal banyak semut yang berlalu lalang membuatnya nggak nyaman.

Inti dari semua penjelasan itu adalah kita (terutama orang tua) dapatkan trust (kepercayaan itu) itu.
Jika tidak, ngomong apapun kita. Dia nggak pernah mau percaya dengan apapun.

Seperti yang terjadi dengan Reka ketika tahu ayahnya suka slengekan dan nggak pernah serius menjawab pertanyaannya yang lalu menjadikan dia marah-marah.

Imbas dari itu, sekalipun ayahnya lebih tahu tentang sesuatu dibanding aku. Dia wajib mesti tanya dulu ke aku.

Tapi lain halnya ketika bicara tentang hal2 mistik seperti merasakan aura negatif di satu tempat, dia lebih percaya pada ayahnya dibanding aku.
Karena apa yang terjadi, aku sering mengacuhkan hal2 semacam itu.

"Ah, itu karena kamu sering nonton film kali.." dan bla bla bla

Dan komunitas anak Gifted ini hanya sekitar 2%-3% dari totalitas anak yg lahir. Dan itu sifatnya genetik.

Jadi, bersyukurlah jika kita orang normal. Yang mana mudah menyesuaikan kondisi lingkungan sekitar.
 Bukan berarti Gifted itu nggak normal loh ya..

No comments:

Perkembangan Amira 2-3tahun

Ledakan perolehan kosa kata terjadi dalam waktu satu tahun belakangan pasca kecelakaan di tahun 2021 Maret 28. Yang sebenarnya d...