Saat Reka usia 8th, satu hari sempat nggriyeng minta ke rumah mbah. Padahal, saat itu keuangan lumayan mefet untuk pulang. Kebetulan ada saudara ipar yang mau ke Batang.
Itupun sudah sy warning, "Ummi nggak kasih kamu uang jajan lho ya.."
Meskipun hati ibu akhirnya nggak tega, keluar juga uang saku😄, sambil kubawakan bekal sarapan dan snack ala market,
pikirku "Jangan sampai merepotkan yang ditumpangi, karena mereka pasti bakal akan berhenti sejenak dan sarapan"
Begitu tahu kakak mau ajak nge Camp di Kembang Langit, Batang. bareng keluargaku Reka tambah kejer nangis. Akhirnya sama kakak direkomen dititipin saudaranya yang mau berangkat ke Batang.
Ya sudah lah, meskipun nggak enak juga karena katanya mobil sudah penuh.
Padahal mereka perjalanan sudah lebih dari 20menit, lumayan jauhlah... apalagi kudu balik arah ke kota, kudu njemput anakku.
Bayangin aja dari Gemolong - Sragen kota butuh waktu sekitar 45menit.
Benar juga, setelah kami menunggu lebih dari 30menit. Sampai juga mereka di sudut Alun-alun Sragen.
Dan.... deng-deng-deng.... nggak satu orang pun yg aku kenal wajah mereka. Karena mereka ini bukan saudara dekat kakak ipar, alias bude, pakde, mbah dst... tentu saja aku nggak kenal.
Kami hanya kontak batin saja, sekali menyebut nama kakak ipar, kamipun saling paham.
Benar juga mobil sudah penuh karena ada kruk penyangga juga.
Tak banyak kami ngobrol, sy hanya ucapkan trimakasih banyak dan minta maaf karena kudu putar balik.
Dan...
Tanpa curiga, cemas, khawatir dsb.
Sampai akhirnya maghrib tiba sy kontak kakak yg ada di Batang. Ternyata belum sampai. Begitu ku tanya mobilnya, dia bilang Inova metalic sementara penglihatanku sekilas Inova cream.
Lahhh???
"Lha terus itu tadi siapa?"
"Yo nggak ngerti aku" kata kakak
Spontan ati serasa turun dari ketinggian papan luncur sekian puluh meter. Kaki lemas gemetar, perasaan kacau nggak karuan.
Seingatku ada adiknya kakak ipar. Eh, ternyata dia nggak ikut.
Cemas bukan main ketika kami telp, baik adiknya, maupun kakak ipar dg telp bude2nya nggak ada yg angkat sama sekali.
Sampai akhirnya kira2 habis Isya' bahkan nyaris larut, terjawab ternyata mereka terjebak macet di semarang.
Begitu sampai rumah dinas, Batang. Ini anak langsung turun kabur begitu melihat keponakan lain sudah pada ramai menunggu.
Begitu beliau semua nyampai rumah dinas kakak. Semua pada cerita terheran-heran dan geli sama si anak satu ini yang katanya sejak naik sampai mau sampai tujuan ngobrol nggak ada habis-habisnya😅😅.
"Anak ini kok nggak ada rasa takut, khawatir, cemas atau malunya sama sekali mbak... Padahal juga ini baru pertama kali ketemu"
"Herannya, ngobrol apa aja ini anak kok nyambung& tahu"😄
"Padahal katanya nggak sekolah, tapi ditanya apaaa... aja kok bisa njawab" katanya sambil terkekeh-kekeh😄
Dalam batin.
Inilah yang tidak pernah terlihat oleh orang umum pak...
Membangun mental anak2 homeschool itu butuh tahunan.
Ujian mereka juga bukan ujian di atas kertas belaka, melainkan ujian nyata.
No comments:
Post a Comment